Olahraga seperti lari atau gym sedang sangat menjamur dan 'naik daun' di kalangan orang dewasa. Kita juga tahu bahwa aktivitas tubuh juga harus dilakukan oleh Si Kecil untuk menjaga kesehatannya. Lalu, apakah anak-anak juga harus mengikuti olahraga seperti lari dan gym seperti layaknya orang dewasa?
"Walau masih balita, anak-anak tetap harus bergerak. Namun, mereka memang belum bisa melakukan gerakan-gerakan berat, seperti bermain bulu tangkis atau berlari. Tapi sebenarnya, ada tiga gerakan dasar yang harus anak-anak lakukan, yaitu 3 L. Lari, lempar, dan lompat," ungkap dr. Hario Tilarso, Sp.KO., saat berbincang dengan Fimela Family. Ia berkata bahwa sebagai orangtua, kita sering melarang anak untuk lari-lari padahal itu adalah salah satu gerakan penting yang bisa membantu menjaga kesehatan anak. "Sebenarnya, kalau anak-anak sedang lari-larian ke sana ke mari, janganlah ditahan-tahan. Tugas kita sebagai orangtua haruslah menjaga agar ia tidak celaka. Anak-anak melempar-lempar sesuatu itu juga normal. Kita bisa berikan mainan seperti bola kecil untuk ia lempar-lempar, itu sangat bagus untuk menstimulasi otot-otot anak agar lebih kuat," tutur dr. Hario.
Tiga gerakan dasar lari, lempar, dan lompat itu harus anak-anak miliki dan terus ia lakukan. Lalu, setelah anak mencapai umur lima tahun, kita dapat perbolehkan dia untuk melakukan aktivitas yang kadarnya sedikit lebih berat. "Ada satu hal yang bagus buat anak-anak. Mereka kan suka main air. Jadi, berenang adalah pilihan yang bagus. Berenang juga bisa melatih seluruh otot dalam tubuh anak. Baik itu kaki, perut, dan lainnya," ujar dr. Hario. Ia juga menyarankan pada orangtua agar membiarkan saja anak-anak saat sedang berlari dan naik turun tangga jika umurnya sudah mencapai lebih dari lima tahun. Untuk olahraga lainnya, dr. Hario juga mengatakan agar anak-anak berlari maksimal 2,5 km saja. "Jangan terlalu diforsir dan berlebihan. Untuk berlari, cukup 2,5 km," katanya.
Lalu, seberapa lamakah batasan beraktivitas tubuh atau olahraga untuk anak?
"Kalau untuk balita, tidak ada batasan yang khusus. Balita cenderung bergerak secara impulsif. Begitu capek, ia akan diam sendiri. Di saat itulah ia harus beristirahat. Lalu, untuk anak-anak di atas lima tahun, kalau bisa ia bergerak terus-menerus secara simultan selama setengah jam," saran dr. Hario. Sekarang ini, ada banyak sekali pilihan aktivitas yang bisa kita lakukan bersama Si Kecil. Selain sarana olahraga lari, kita juga bisa menemukan tempat gym khusus untuk anak-anak. Di situ, kita bisa dibantu untuk memilih aktivitas apa yang pas untuknya baik itu ballet, boxing, hingga martial arts. Namun, dr. Hario menekankan agar tidak terlalu memberikan forsir yang berlebihan untuk Si Anak. "Yang penting, tiga gerakan dasar, yaitu lari, lempar, dan lompat harus kita monitor terus," tutupnya.
Tuesday, May 26, 2015
Memilih Olah Tubuh Yang Baik Untuk Anak
By Admin at 7:02:00 AM
Ibu dan Anak
Related Posts:
5 Cara Menghentikan Penggunaan Dot Pada Anak Kebanyakan anak masih mengenakan dot atau mengempeng hingga usia 3-5 tahun. Padahal, kebiasaan mengempeng ini dapat memberikan dampak buruk untuk pertumbuhan gigi Si Kecil. Kebiasaan menghisap dot ini didasari naluri alami … Read More
Cara Mengatasi Batuk Pada Anak Dengan Bahan Alami Meski batuk bukan termasuk penyakit, tetapi batuk pada anak nggak boleh dianggap sepele. Karena batuk yang tidak reda dan berlarut-larut bisa menggangu kesehatan anak. Anak menjadi lelah akibat batuk hingga menurunnya nafsu… Read More
4 Trik Agar Tidur Si Kecil Lebih Nyenyak Seperti yang sudah kita tahu, bayi usia 1-18 bulan memerlukan kurang lebih 15 jam untuk tidur. Sedangkan, anak di atas 18 bulan membutuhkan sekitar 8 hingga 9 jam dalam sehari untuk tidur. Seringkali yang menjadi persoalan … Read More
Tips Mengajarkan Anak Untuk Mengendalikan Diri Kita mungkin pernah mendengar istilah “Pojok Hukuman”, di mana anak kita diminta ke satu tempat atau sudut rumah untuk “merenungkan” kesalahan yang telah mereka perbuat. Tapi, “pojok” tersebut sebenarnya kurang pas jika kit… Read More
Manfaat Tidur Seranjang dengan Bayi Tidur seranjang dengan bayi menyimpan berbagai manfaat, salah satunya lebih membangun attachment parenting (AP) antara orangtua dengan anaknya. Soal keamanaan tidur seranjang, tidak perlu diragukan. "Ibu memiliki insting… Read More