Monday, April 16, 2012

Temperamen Pengaruhi Keberanian Si Kecil

Ada orangtua yang "gemas" karena susah mengajak batitanya berenang, ada juga yang tak mau bermain pasir. Mengapa ada anak yang berani mencoba segala macam permainan baru, tetapi ada juga yang tidak?


Pertiwi Anggraeni, MPsi, psikolog anak dan pengajar di Universitas Tama Jagakarsa Jakarta menjelaskan, keberanian untuk memulai atau mencoba sesuatu yang baru dipengaruhi faktor internal (dalam diri anak) dan eksternal (lingkungan).

Faktor internal biasanya merupakan bawaan lahir. Sedangkan faktor eksternal adalah dukungan atau dorongan lingkungan terhadap si anak, termasuk dorongan untuk mencoba.

Salah satu faktor internal adalah temperamen, yaitu karakteristik dari anak yang dapat memengaruhi si anak bereaksi dan merespons orang lain, lingkungan, dan berbagai benda yang ditemui.

3 temperamen
Temperamen anak dibedakan menjadi tiga, yakni mudah (easy child), lambat (slow warmer child), dan sulit (difficult child). Temperamen ini dapat diamati sejak bayi. Contoh, anak yang memiliki temperamen sulit, umumnya juga sulit diperkenalkan dengan makanan-makanan baru semenjak bayi.

Anak bertemperamen mudah akan mudah tertawa, mudah beradaptasi terhadap suatu perubahan atau lingkungan baru, dan mampu melakukan rutinitas saat bayi dengan baik. Ketika diminta mencoba sesuatu yang baru, anak dengan berani akan melakukannya. Demikian pula ketika beradaptasi menghadapi sebuah perubahan.

Anak bertemperamen lambat membutuhkan waktu untuk dapat menerima sebuah perubahan alias tak mudah dalam menerima sebuah perubahan. Ketika diminta untuk mencoba sesuatu yang baru, anak tidak segera mau. Biasanya ia melakukan pengamatan terlebih dahulu. Setelah merasa nyaman dan aman, barulah ia mau untuk mencoba sesuatu yang baru itu.

Anak bertemperamen sulit kerap menolak perubahan, sulit beradaptasi, dan cenderung bersikap moody. Umumnya, anak akan sulit atau bahkan tidak mau (berani) untuk mencoba sesuatu yang baru.