Stres pada balita hingga anak usia sekolah termasuk remaja terjadi
karena banyak faktor. Orangtua harus lebih peka mengenali tanda-tanda
stres pada anak ini dan mencari solusi yang tepat.
"Semakin muda
usia anak, ia belum mempunyai kapasitas untuk bercerita mengungkapkan
apa yang dirasakannya. Bahkan, untuk balita misalnya, ia belum memahami
apa yang dinamakan stres. Yang paling berperan membantu anak mengenali
tanda stres dan mengatasinya adalah orangtua," jelas psikolog dan
direktur Personal Growth Dra Ratih Ibrahim, MM, saat bincang-bincang
tentang Gejala Stres pada Anak Balita di restoran Luna Negra.
Tandanya
Ratih menjelaskan
terdapat sejumlah indikasi gejala stres pada anak. Baik secara fisik,
emosi, maupun psiko-sosial. Tanda-tanda anak stres di antaranya lebih
rewel, mudah tersinggung, pemarah, kehilangan minat, kepercayaan diri
luntur, menunjukkan sikap gelisah, uring uringan, bahkan anak bisa saja
menarik diri dari pertemanan.
Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas
Perlindungan Anak menambahkan, anak stres juga ditandai dengan
menurunnya nilai akademis, mengalami mimpi buruk, mengingau,
menggertakan gigi, dan nafsu makan menurun.
"Stres pada anak
tidak datang dengan sendirinya, orangtua juga punya kontribusi yang
membuat anak menjadi stres," ungkap Arist di acara yang sama.
Sumber : kompas