Bakso merupakan makanan favorit kebanyakan orang Indonesia, begitu
pula siomay, sate, dan lalap-lalapan mentah. Sebetulnya, meskipun
makanan-makanan tersebut mengandung protein dan vitamin, tetapi menurut
dr Mariono Reksoprodjo, SpOG, dari Klinik Bersalin Seruni, Jakarta, ibu
hamil perlu hati-hati kala menyantapnya. Ia mengingatkan, ada
jenis-jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari atau setidaknya
diwaspadai dengan berbagai alasan. Berikut beberapa di antaranya:
* Jajanan (bakso, siomay, bakwan malang, dan sejenisnya)
Bakso,
mi ayam, bakwan malang, siomay, dan sejenisnya, yang mengandung zat-zat
kimia yang diduga dapat menyumbang munculnya beberapa gangguan
pertumbuhan saraf pada janin, seperti autisme, hiperaktif, cerebral
palsy, dan lainnya. Bahan-bahan yang perlu diwaspadai ibu hamil pada
jajanan ini adalah boraks yang biasanya terdapat pada bakso dan siomay,
formalin pada mi dan MSG (monosodium glutamate) atau bumbu penyedap pada kuah bakso, bakmi atau bakwan malang.
* Olahan daging (sate, steak, burger)
Jika
cara pengolahan daging yang digunakan untuk sate, steak, dan burger
kurang matang, maka parasit dan mikroorganisme lain yang terkandung di
dalamnya tidak akan mati. Termasuk parasit toksoplasma yang sangat
berbahaya bagi pertumbuhan fisik janin. "Hampir dipastikan, janin akan
tumbuh abnormal bila ibu menderita toksoplasma," tutur Mariono yang juga
bekerja di Dinas Kesehatan TNI-AU Mabes TNI-AU Cilangkap, Jakarta
Timur.
Perjalanan toksoplasma sendiri cukup unik. Awalnya parasit
tersebut terkandung pada kotoran kucing yang kemudian terpapar ke
tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang merupakan makanan hewan-hewan,
seperti sapi, kambing, atau ayam. Dari situlah hewan-hewan ternak
tersebut dapat terinfeksi toksoplasma.
Kalau ibu hamil
mengonsumsi daging yang terinfeksi parasit ini, otomatis ia juga akan
terjangkit toksoplasma. Parasit tersebut lalu berkembang biak hingga
kemudian mengganggu pertumbuhan janin yang dikandungnya. "Selama hamil,
pilihlah makanan yang benar-benar matang untuk menghindari berbagai
kelainan, seperti bayi lahir tanpa kaki atau jari jemari yang tidak
lengkap, tulang tengkorak yang tidak sempurna, hidrosefalus, bahkan
menderita kelainan jantung bawaan."
* Lalapan
Seperti
halnya daging mentah atau setengah matang, sayuran mentah yang
dijadikan lalapan dapat pula mengandung parasit toksoplasma. Namun bukan
berarti ibu hamil dilarang mengonsumsinya. Boleh-boleh saja, tapi
perhatikan kebersihannya dengan saksama. Cuci sayuran dengan air
mengalir. Cairan khusus untuk mencuci makanan yang bisa membunuh kuman
atau parasit bisa juga digunakan.
Menurut Mariono, mencuci dengan
air bersih terkadang tidak bisa membasmi tuntas kuman atau parasit yang
menempel pada sayuran. "Apalagi kalau mencucinya asal-asalan, sangat
mungkin parasit toksoplasma masuk ke dalam tubuh," ujarnya.
Efek
dari penyemprotan pestisida pada sayuran juga patut dikhawatirkan.
Pestisida yang merupakan bahan kimia pembasmi hama dapat menempel di
kulit sayuran dan sulit hilang meski sudah dicuci bersih. Zat kimia
pestisida diduga menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit gangguan
saraf seperti autisme, cerebral palsy, gangguan pemusatan perhatian, dan
sebagainya.
Sarannya, ibu hamil lebih baik mengonsumsi sayuran
atau buah yang bebas dari bahan-bahan kimia atau ditanam secara organik.
Sayuran jenis ini sudah banyak ditemukan di beberapa tempat di
kota-kota besar. Atau kalau tidak, pilih sayuran hidroponik yang relatif
lebih bersih dari bahan kimia.
* Makanan dalam kemasan (sosis, nugget, kornet dan sejenisnya)
Makanan
dalam kemasan umumnya mengandung bahan pengawet yang dikhawatirkan
dapat mengganggu pencernaan ibu hamil sehingga zat gizi yang tersalurkan
ke tubuh janin akan berkurang. Zat pengawet juga diduga dapat
mengganggu pertumbuhan saraf-saraf otak janin, padahal masa kehamilan
adalah masa paling pesat pertumbuhan otak.
Jadi, semasa hamil
tidak ada ruginya ibu menghindari makanan dalam kemasan. Lebih baik
pilih makanan segar tanpa bahan pengawet. "Umumnya daging kornet yang
berada dalam kemasan mengandung bahan pengawet. Daging sapi segar
relatif tidak terkontaminasi zat kimia sehingga lebih baik untuk
dikonsumsi, tapi dengan catatan sudah diproses atau dimasak dengan cara
yang benar dan matang."
* Minuman ringan dalam kemasan
Minuman
ringan dalam kemasan, walaupun dipromosikan tanpa bahan pengawet tetapi
pada kenyataannya ada yang mengandung bahan pengawet. Oleh karena itu,
Mariono menganjurkan ibu hamil untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya.
"Mana mungkin minuman tersebut kuat dalam jangka waktu lama kalau tidak
diberi bahan pengawet," ujar Mariono. Jadi, saat ibu hamil ingin
menikmati teh di sore hari misalnya, lebih baik minum teh seduhan
sendiri dan bukan air teh dalam kemasan.
Namun demikian, tidak
semua minuman ringan dalam kemasan pasti mengandung bahan pengawet.
Seperti beberapa produk susu dan jus buah alami misalnya, produsen
memang sengaja membuatnya tidak memakai bahan pengawet. Ciri dari
kemasan tersebut adalah tidak tahan lama. "Umumnya, minuman kemasan ini
hanya awet hingga tiga hari saja," ungkapnya.
Akan halnya minuman
bersoda, selama tidak menimbulkan rasa mual boleh saja dinikmati selama
hamil. Masalahnya, banyak ibu bertambah mual karena minuman bersoda
memicu bertambahnya gas dalam lambung. Kasus ini banyak terjadi terutama
di trimester awal kehamilan. Saat itu asam lambung dan enzim pencernaan
lain sedang begitu berlimpah sehingga mengganggu sistem pencernaan ibu
hamil. Jadi tak heran kalau minuman bersoda bisa menambah kembung perut.
* Mi instan dan camilan ringan
Mi
instan dan camilan ringan, umumnya selain mengandung bahan pengawet
juga mengandung MSG yang cukup besar. Mariono mewanti-wanti agar ibu
hamil menghindari MSG karena dampaknya bisa langsung terjadi. "Pada
beberapa orang, efek dari MSG bisa menimbulkan pusing, jantung
berdebar-debar, bahkan sesak napas," jelasnya.
Konsumsi MSG yang
terlampau sering diduga akan mengganggu pertumbuhan saraf janin dan
menjadi salah satu pemicu penyakit gangguan saraf ketika anak lahir.
Toh, Mariono tidak melarang total. Saat ibu hamil kangen makanan gurih,
misalnya, satu-dua makanan ber-MSG diperbolehkan.