Dalam sebuah keluarga, tidak hanya suami-istri yang bisa tidak
sepakat. Orangtua dan anak pun juga bisa bersitegang akibat perbedaan
pendapat. Atau, kasus yang sering terjadi adalah orangtua menegur
anaknya, namun si anak tidak bisa menerima. Sebagai buah dari
kejengkelannya, mereka akan melakukan berbagai tindakan sebagai wujud
protes. Bisa dengan cara mengamuk langsung, atau masuk kamar sambil
membanting pintu, kemudian mogok bicara selama berhari-hari.
Menurut
Kimberly Eckert, seorang psikolog, tindakan mogok bicara ini bisa
dilakukan oleh anak pada usia berapa pun. "Ada dua alasan yang mendasari
aksi ini. Pertama, ia menyatakan bahwa dirinya marah terhadap Anda.
Kedua, dia merasa malu akan tindakannya dan tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya," papar Eckert. Yang jelas, anak-anak tidak tahu
bagaimana cara mengatasi luapan emosi ini. "Para orangtua dapat keliru
mengartikan mogok bicara sebagai pertanda bahwa anak sengaja berulah
atau tidak menyesal akan tindakannya," tambah Eckert lagi.
Untuk
mengatasi aksinya ini, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah
memberikan dukungan bagi mereka. Jika ini dilakukan oleh anak-anak usia
balita atau pra sekolah, Eckert menyarankan agar Anda membantu
mengungkapkan perasaan mereka. Misalnya dengan berkata bahwa Anda paham
bahwa dia marah karena Anda melarangnya bermain. Lalu, tawarkan pilihan:
Anda dan dia akan berdamai saat itu juga, atau dia bisa tetap diam di
kamarnya dan bicara pada Anda saat dia sudah ingin bicara.
"Anak pada usia ini akan menganggap bahwa Anda ada untuk menolong mereka dan memberikan solusi," kata Eckert.
Sementara
pada anak-anak yang lebih besar, bisa jadi sebenarnya mereka paham apa
yang mereka rasakan, namun tidak tahu bagaimana mengatasinya. "Tawarkan
mereka untuk menenangkan diri melalui aksi diamnya, sambil mengatakan
bahwa Anda akan siap menerimanya ketika mereka telah mau bicara," saran
Eckert.
Yang jelas, buatlah mereka paham bahwa Anda tahu apa yang membuatnya kesal.
Sumber : kompas