Hubungan harmonis antara orangtua dan anak menjadi dambaan setiap
keluarga. Sayangnya, keinginan ini kerapkali bertolak-belakang dengan
kenyataan. Kesibukan orangtua bekerja seringkali menjadi penyebab utama
anak kurang mendapatkan perhatian dan curahan kasih sayang.
Menurut
survei yang dilakukan merek wafer Oreo bekerja sama dengan Ipsos, 50
persen orangtua kebanyakan menghabiskan waktunya untuk bekerja
dibandingkan memiliki waktu khusus dengan anak-anaknya. Survei ini
dilakukan di 20 negara, termasuk Indonesia.
"Kemacetan juga
menyebabkan orangtua tidak punya banyak waktu dengan anak-anaknya,
sehingga mereka pulang, anak-anak sudah tidur," ungkap psikolog Anna
Surti Ariani MPsi, dalam acara yang diadakan Oreo beberapa waktu lalu
di Kemang, Jakarta Selatan.
Anna menambahkan, dalam 24 jam,
setiap harinya, para orangtua seharusnya mampu memaksimalkan waktu
bersama anak-anaknya. Orangtua hanya perlu jeli mencari peluang
meningkatkan kebersamaan, bukan hanya di akhir pekan. Setiap saat mulai
bangun tidur sampai malam, orangtua bisa mencuri waktu untuk memberikan
perhatian kepada anak.
"Orangtua harus pintar mencuri-curi waktu
disela kesibukannya untuk memberi perhatian pada anak, agar anak juga
merasa disayangi tak hanya secara ekonomi tapi juga secara mental,"
tukasnya.
Orangtua harus melakukan pendekatan yang berkualitas
terhadap anak-anaknya dengan berinteraksi, komunikasi serta memberikan
perhatian. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua bekerja,
untuk tetap bisa mencurahkan perhatian dan menghabiskan waktu
semaksimal mungkin dengan anak disela-sela kesibukannya.
1. Bangun tidur.
Saat
pagi hari biasanya semua anggota keluarga terutama orangtua akan mulai
sibuk untuk bersiap-siap bekerja dan anak-anak bersekolah. "Jika
biasanya selalu terburu-buru, maka usahakan untuk bangun lebih pagi dan
biasakan untuk sarapan bersama," sarannya.
Jangan lupa mengajak
anak membuat sarapan untuk disantap bersama. Sarapan akan terasa lebih
menyenangkan jika dilakukan bersama, penuh canda, disisipi motivasi dan
kata-kata penuh semangat dari orangtua untuk anak-anaknya.
Tak
ada salahnya juga sembari sarapan dan bercakap-cakap, Anda bisa
membantu si kecil untuk merapikan rambut. Misalnya membantu mengepang
rambut anak perempuan Anda. "Bagi anak, rambut yang dikepang oleh
ibunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri," tukasnya.
2. Mengantar anak.
Jika
Anda bertugas mengantar anak pergi ke sekolah, curi beberapa waktu
menyenangkan bersamanya. Lakukan beberapa permainan yang menggembirakan
dan disukai anak-anak. Hindari penggunaan televisi di dalam mobil
ketika sedang berada bersama anak-anak. Televisi bisa jadi salah satu
"alat pembunuh" interaksi Anda dengan anak. Karena anak akan sibuk
memerhatikan televisi dibandingkan berinteraksi atau sekedar ngobrol
dengan Anda.
3. Saat bekerja.
Teknologi
memang dapat membantu orangtua untuk mendekatkan diri dengan anak dalam
jarak jauh. "Tak apa sesekali hubungi anak-anak saat mereka sudah
pulang sekolah, mengajak mereka berkomunikasi sebentar saja," ujarnya.
Namun
yang harus diingat adalah jangan terlalu sering menelepon anak. Selain
bisa mengganggu pekerjaan Anda, anak-anak juga akan merasa risih karena
merasa terlalu dikontrol oleh orangtuanya.
Kalau Anda memiliki
bayi yang ditinggal di rumah dengan pengasuh atau keluarga, bangun
kedekatan emosi dengan lebih sering memikirkan si kecil setiap saat.
Ikatan emosional ibu dan anak akan terjalin melalui pikiran.
4. Makan malam, santai bersama.
Ciptakan
kesempatan baik untuk mempererat hubungan keluarga dengan makan malam
bersama. Seringkali waktu makan malam ini terlewatkan karena orangtua
bekerja kerap terjebal kemacetan atau bekerja lembur di kantor.
Kalau
kesempatan makan malam bersama terlewatkan, usahakan untuk selalu
berkomunikasi dengan anak melalui ponsel. Bahas beberapa hal ringan
seperti "Sudah makan atau belum?", atau "Makan apa?"
Jika
memungkinkan untuk pulang lebih awal dan makan malam dirumah, usahakan
juga luangkan waktu untuk bersantai bersama anak-anak. Tinggalkan
sejenak pekerjaan tambahan dirumah, atau matikan saja ponsel Anda agar
waktu bersama anak tak terganggu.
Lakukan beberapa permainan
menyenangkan bersama anak, atau hanya sekedar ngobrol bareng. Sebaiknya
hindari nonton televisi karena hal ini bisa mengurangi interaksi antar
anggota keluarga.
"Jika anak masih berusia di bawah dua tahun
jangan biasakan menonton televisi bersama mereka. Kebiasaan menonton
televisi bisa Anda lakukan bersama anak di atas usia enam," bebernya.
5. Tidur.
Jika
setelah pulang kerja lembur Anak Anda belum tidur, manfaatkan momen ini
bersamanya. Luangkan waktu untuk membacakan mereka sebuah dongeng atau
buku cerita.
"Gunakan intonasi suara untuk masing-masing peran, agar anak tertarik untuk mendengar cerita Anda," ujarnya.
Cara
lainnya, berikan anak pelukan serta ciuman sebelum tidur. Cara ini akan
membantu anak untuk lebih memaham bahwa meski sibuk, orangtuanya tetap
memperhatikan mereka. Pelukan dan ciuman juga bisa dilakukan saat anak
sudah tertidur, karena hal ini bisa membantu memberi bonding khusus antara orangtua dan anak.
6. Akhir pekan bersama.
Akhir
pekan merupakan momen paling tepat untuk bersantai sekaligus
mendedikasikan seluruh waktu untuk anak. Lakukan kegiatan yang
bermanfaat bersama-sama, misalnya olahraga, memasak bersama, bermain
atau bahkan mencuci mobil bersama.
Aktivitas fisik yang
dilakukan bersama-sama dengan anak tak hanya menyehatkan tubuh, tapi
juga memberikan rasa bahagia. Bahkan Anda juga dapat memanfaatkan momen
ini untuk memberikan asupan sehat kepada anak. "Aktivitas fisik ini akan
membuat anak lelah dan lapar. Sehingga berbagai makanan sehat seperti
sayur yang tidak disukai anak akan lebih mudah masuk ke dalam perut
mereka," pungkas Anna.
Sumber : kompas