Thursday, May 28, 2015

Mitos Seputar Kesehatan Anak

Banyak diantara para orang tua yang masih mempercayai beberapa mitos tentang kesehatan anak. Padahal, tidak ada hubungannya antara mitos tersebut dengan fakta yang ada. Sebagian orang tua yang lain merasa bingung dengan mitos tersebut. Yuk kita cek beberapa mitos tentang kesehatan anak, diantaranya adalah:

Demam Tanda Bayi Tumbuh Gigi

Sebagai ibu baru, kamu pasti pernah mendengar mitos bahwa bayi demam adalah pertanda mau tumbuh gigi. Memang pada beberapa anak sering mengalami demam.

Kopi Bisa Mengatasi Kejang

Pernah mendengar nasihat orang tua untuk memberi kopi sebanyak satu sendoh teh kepada bayimu, setiap pagi? Menurut mitos, kopi bisa mencegah dan mengobati kejang pada bayi. Moms, sebaiknya jangan memasukkan apapun saat bayi mengalami kejang, sebab akan mengakibatkan bayi tersedak dan sulit bernafas.

Pemberian kopi pada bayi tidak memberikan manfaat apapun karena kandungan kafein yang terdapat pada kopi bisa menyebabkan asam lambung meningkat, anak gelisah bahkan hiperaktif.

Baby Walker Bantu Bayi Lebih Cepat Jalan

Banyak di antara kita masih menganggap baby walker bisa membantu si kecil berjalan lebih cepat. Faktanya menurut beberapa penelitian, baby walker justru memperlambat bayi untuk berjalan dengan kemampuan sendiri. Selain itu, penggunaan baby walker tidak dianjurkan karena bisa membahayakan keselamatan bayi jika tidak dalam pengawasan.

Gurita Bisa Mencegah Bayi Kembung

Mitos menyatakan bahwa bayi kecil bisa mengalami perut kembung bila tidak dipakaikan gurita. Padahal penggunaan gurita bisa membahayakan bayi karena dapat mengganggu proses pernafasannya. Sebaiknya kamu membalurkan minyak telon pada perut bayi untuk mengatasi kembung.  Saran untuk ibu, sebaiknya biasakan menyendawakan bayi setelah menyusui juga bisa mencegah kembung pada bayi.

Diare Tanda Bayi Tambah Pintar

Mitos kesehatan anak yang lain adalah jika bayimu mengalami diare, itu pertanda dia akan bertambah pintar. Moms, sebaiknya jangan percaya mitos seputar diare pada bayi. Karena bayi memang rentan mengalami diare yang disebabkan rotavirus. Diare pada bayi juga bisa disebabkan oleh bakteri, alergi susu atau keracunan makan bagi bayi yang sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI. Waspadai bila bayi terkena diare agar tidak mengalami dehidrasi. Pantau terus frekuensi pup bayi dan sebaiknya kamu memberikan ASI lebih sering untuk mencegah bayi kekurangan cairan.

Bayi Lelaki Lebih Lambat Berjalan dan Berbicara

Moms, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa bayi lelaki lebih lambat berjalan dan bicara dibandingkan bayi perempuan. Sebab, bayi akan mulai belajar berjalan sejak usia 10 bulan dan siap berjalan sendiri di usia 12 bulan. Tetapi ada juga bayi yang mulai berjalan di usia 9 bulan.

Nah, sebaiknya kamu segera waspada bila di usia 18 bulan bayimu belum mampu berjalan sendiri. Meski usia 15-18 bulan masih dianggap usia batas normal anak berjalan. Namun, kebanyakan bayi diusia 15-18 bulan yang belum bisa berjalan sendiri ditemukan mengalami gangguan motorik kasar dan keseimbangan. Saran untuk Moms, perhatikan perkembangan motorik kasar dan gangguan sensoris yang sering kali menjadi penyebab anak terlambat berjalan.  Jadi bukan terlambat berjalan bukan karena bayi perempuan atau bayi lelaki ya!