Monday, October 29, 2012

Mengenal Penyakit Maag

penyakit maagPenyakit maag pada umumnya ditandai dengan keluhan akan nyeri pada perut bagian atas, yang dikenal dengan nama lain sebagai penyakit gastritis. Penyakit maag ini mencakup berbagai presentasi klinis dan diagnosa, mulai dari infeksi saluran pencernaan ringan sampai gangguan pada usus bagian atas, ulkus dan kanker pankreas. The Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD adalah salah satu dari kondisi kesehatan yang paling umum yang berhubungan dengan penyakit maag yang membuat penderitanya harus segera mendapat perawatan.

Peradangan dari lapisan lambung atau dikenal sebagai penyakit maag bukanlah sebuah penyakit tunggal. Penyakit maag dapat disebabkan oleh terlalu banyak minum alkohol, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamasi steroid (NSAID), atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori. Pasien yang baru saja menjalani operasi besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi berat juga berada dalam kondisi yang sangat rentan terhadap penyakit maag. Penyakit seperti anemia pernisiosa, gangguan kekebalan tubuh, atau refluks empedu kronis juga dapat mencetuskan penyakit maag.

Pasien penyakit maag biasanya mengalami beberapa gejala yang paling umum seperti gangguan atau sakit perut setelah makan yang sangat tidak menyenangkan. Gejala lain yang kerap muncul adalah bersendawa, kembung, perut terasa mual dan nyeri hebat disertai muntah atau perasaan penuh atau terbakar di perut bagian atas. Jika ada darah pada muntahan atau tinja tampak hitam, kemungkinan yang terjadi adalah adanya perdarahan dalam perut, yang mengindikasikan masalah serius yang memerlukan pengobatan serius dengan segera.

Berbicara lebih spesifik tentang penyebab penyakit maag, Helicobacter pylori, adalah bakteri yang terbukti menjadi penyebab salah satu infeksi paling umum dari lapisan lambung manusia di seluruh dunia. Infeksi karena bakteri ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab dalam perkembangan penyakit ulkus peptikum dan dengan perkembangan keganasan lambung, termasuk adenocarcinoma lambung dan limfoma lambung.
Epidemiologi infeksi ini mencerminkan pola khas fecal-oral transmisi dan mirip dengan hepatitis A atau polio, lazim menyerang masyarakat di negara berkembang dan miskin.

Sedangkan untuk anemia dan hubungannya dengan penyakit maag, sekitar 90% dari pasien anemia pernisiosa memiliki antibodi terhadap sel parietal pada lapisan lambung yang akhirnya mengarah pada habisnya kadar serum pusat produksi vitamin B12 pada tubuh dan menghasilkan anemia megaloblastik. Anemia pernisiosa juga dikaitkan dengan gangguan imunologi lainnya (misalnya, tiroiditis Hashimoto, hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan vitiligo). Kondisi kesehatan ini, apabila dibiarkan sangat meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit maag.

Yang sangat penting untuk kita waspadai, menderita penyakit maag merupakan faktor risiko untuk kondisi lain seperti penyakit tukak lambung dan kanker lambung. Sehingga walaupun selama ini penyakit maag tidak pernah dianggap salah satu penyakit yang serius dan mematikan, sesungguhnya penyakit maag bisa mengarahkan seseorang ke penyakit lain yang lebih serius.

Seperti sudah disinggung diatas, dengan sendirinya penyakit maag jarang dianggap sebagai masalah serius. Pengobatan penyakit maag sendiri sangat tergantung pada penyebabnya. Untuk sebagian besar jenis penyakit maag, pengurangan asam lambung oleh obat terbukti sering membantu. Selain itu, diagnosis yang spesifik harus dilakukan. Antibiotik umumnya akan digunakan dalam kasus-kasus infeksi. Menghentikan minum aspirin, NSAID atau alkohol dianjurkan bila salah satu dari ini adalah masalah yang menjadi penyebab seseorang menderita penyakit maag. Sedangkan untuk jenis penyakit maag yang lebih tidak biasa, perawatan lain yang khusus akan diperlukan.

Dalam beberapa kasus dimana pasiennya adalah pasien yang berusia muda dengan gejala munculnya nyeri dan gangguan pencernaan yang terjadi setelah menyantap makanan, mengubah beberapa pola dan kebiasaan makan mungkin sudah sangat membantu. Hal-hal sederhana seperti duduk nyaman di meja saat makan makanan, dan yang paling penting mengambil porsi kecil dan mengatur kunyahan makanan dengan baik dan untuk jangka waktu yang lama sebelum menelannya, ditambah minum banyak air setelah selesai makan apapun, sangat penting untuk diterapkan. Kebiasaan seperti ini harus didorong pada anak-anak yang sering mengeluh sakit perut setelah makan untuk menjauhkan mereka dari penyakit maag.

Sumber Artikel: http://www.djamilah-najmuddin.com/penyakit-maag